Awalnya, hubungan aku dengan andi harmonis, selama kita berpacaran
ga ada yang namanya berantem, walaupun sebenernya aku selalu cemburu, dan
sedikit ada keraguan. Karena seringnya aku bersama-sama andi, akhirnya akupun
dekat dengan raffi, yaa aku tidak sedikit menceritakan suatu masalah yang aku
hadapi, dan akhirnya prediksi raffi pun bener, aku sama andi putus. Hingga
sampai saat ini akupun tidak mengerti mengapa andi ambil keputusan itu.
Kedekatan aku
dengan raffi terus berlanjut hingga sampai saat ini, entah apa yang aku rasa
timbuhlah perasaan aneh, yang selalu pengen ketawa jika dekat dengannya, selalu
manggil nama dia supaya bisa deket sama dia, duduk bareng, ketawa, nangis sama
dia.
Hingga akhirnya
dia menyukai sahabatku sendiri, awalnya aku yang bantu dia buat bisa dapetin
fani, tapi malah perasaan aku yang semakin nyata. Yaa aku menyayanginya. Tanpa
ia tahu, aku menceritakan bahwa aku sedang menyukai seorang sahabatku bernama
fajar, yang sebetulnya fajar adalah dia.
Perasaan yang
semakin mendalam itu aku pendam sendiri, hingga akhirnya anggi sahabatku mengetahuinya,
dan memberitahu raffi. Agar aku tidak terus menyakitiku, raffi terus mendesak
aku untuk mengaku padanya, bahwa aku menyukainya. Yaap, aku mengakui itu. raffi
pun tahu, tapi keadaan yang membuat kita tidak bersatu, karena andi adalah
teman raffi, akhirnya dia memutuskan untuk menunda semua itu.
Namun, ditengah
jalan sebetulnya dia menyukai seorang wanita yang tidak lain adalah kakak kelas
nya yaitu ka nadya. Aku memberi ia kesempatan untuk memilihnya, namun ia tetap
saja tidak merasa enak. Hingga akhirnya dia terus dekat dengannya, yang
sebetulnya membuat hati ini menjadi sakit.
Dan kini yang
kurasa, dia semakin tidak ada waktu lagi untukku, untuk menemani kesendirianku,
dia hanya sibuk dengan dunianya. Dan tidak memperdulikan kehadiranku, aku yang
selalu siap ada untuknya, dianggap tidak ada. Kecewa memang, namun aku berusaha
untuk diam, namun semakin aku diam, semakin dia tidak memperdulikan aku dan
semua usaha aku.
Sebetulnya, aku
diam bukan karena aku tidak peduli dengannya melainkan aku ingin membuktikan,
apakah aku masih berarti di hidupnya? Dan mungkin cara itu salah, sangat salah.
Karena cara itu juga membuatku semakin ingin tahu tentang kehidupannya sekarang.
Begitu
berartikah dia untukku? Dan, sekarang yang aku takutkan adalah sesuatu akan
terjadi yang mengharuskan aku melepaskannya. Takut akan kehilangan canda tawa
darinya, sungguh aku sangat menyayanginya sekarang. Apakah dia percaya akan hal
ini? Sulit untukku ungkapkan, namun ini begitu nyata, apa yang harus aku
lakukan sekarang? Apakah harus aku berteriak “akuuu sayangg kamuuuu!”.