Minggu, 05 Agustus 2012

Wanita yang Beruntung

Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukkan pukul 8:30 ketika seorang lelaki tua umur 80-an masuk untuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 9:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.
Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya janji dengan salah seorang dokter disini karena ia tampak terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia harus pergi kerumah perawatan (nursing home) untuk sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheirmer dan belum lama dirawat di tempat itu.
Sambil mengobrol, kuselesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa hari ini ia agak terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak lagi mengenalinya.
Aku merasa terkejut dan bertanya, "apakah kau pergi kesana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?"
Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, "benar ia tidak mengenaliku, tapi kan aku mengenalinya"

Sumber : Hikmah dari seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar